Peranan Penting Seorang Venture Capitalis

Saat ini perkembangan bisnis startup sudah tidak bisa di tebak lagi, setiap harinya terus meningkat persentasinya. Tentunya ini adalah hal yang positive, karena indonesia sudah memulai membangkitkan perekonomian lokal dengan membantu para pelaku usaha/UKM. Dengan meningkatknya stratup di Indonesia ini pastinya ingin menjadi perantara usaha yang lebih baik lagi. Bahkan pemerintah sedang merencanakan untuk membantu para pelaku usaha startup tersebut. Dimana membentuk perusahaan permodalan bagi startup lokal di Indonesia.
 
Indogen Capital salah satu partner yang pemerintah usung untuk membantu para pelaku usaha/UKM tersebut. Dengan kehadiran Indogen Capital tentunya ingin memubuhkan sistem perkonomian di Indonesia. Dengan begitu Indonesia bisa meningkat dunia pekerjaannya berkat pendorong modal venture tersebut. Venture Capital adalah pendanaan yang diberikan oleh investor kepada perusahaan startup dan pelaku bisnis skala kecil yang memiliki potensi dalam jangka panjang. Oleh karena itu venture capital ini sangat penting sekali untuk membantu bisnis-usaha di Indonesia.

Bagaimana Cara Menjadi Venture Capitalis?

Orang yang menjalankan aktivitas manajemen pendanaan, administratif, penyaluran, dan sebagainya adalah seorang VCF (Venture Capital Fund) atau disebut dengan Venture Capitalist. Venture Capitalist nantinya ketika mendanai bisnis startup akan memiliki proyeksi keuntungan dan juga kepemilikan terhadap perusahaan startup yang mereka tanam investasi. Mereka sendiri memiliki modal yang sangat banyak tersebut juga dari himpunan uang dari investor mereka yang disebut sebagai LP atau Limited Partner. Biasanya orang-orang tersebut adalah seorang miliader, dana pensiunan, kekayaan keluarga, harta mengendap, dan lain sebagainya.

Apa Saja Tantangan Menjadi Venture Capitalis?

Kita pasti telah mengetahui bersama bahwa bermain didalam dunia bisnis memanglah tidak mudah dan penuh resiko yang tinggi, tetapi meskipun demikian resiko yang tinggi itu datang bersamaan dengan besarnya peluang mendapatkan return. Maka dari itu, perlu kecerdasan untuk menangani resiko yang ada tersebut. Selain itu kita juga mengetahui bersama bahwa sebuah bisnis startup itu memiliki kemungkinan gagal yang cukup tinggi ketika awal perintisan startup tersebut.

Tak bisa dipungkiri bahwa mereka berada pada bisnis yang beresiko tinggi, sehingga mereka harus melakukan strategi tidak biasa untuk mengurangi resikonya. Seperti kita ketahui bersama kemungkinan gagal sebuah startup, terlebih di fase-fase awal sangat besar, menurut Fortune kemungkinan gagal sebuah startup mencapai 90% dengan beragam sebab. Salah satu cara yang biasa dilakukan oleh para investor yang menyasar startup yang masih berada di tahapan awal adalah melakukan investasi di banyak portfolio startup dalam 1 waktu bersamaan. 
 
Cara yang lain misalnya hanya invest di startup yang kemungkinan suksesnya sudah benar-benar terlihat, mungkin cara ini cocok untuk mereka yang hanya bermain di level startup yang sudah terverifikasi bisnisnya. Resikonya mereka harus punya modal yang lebih besar untuk bisa investasi ke dalam startup yang sudah berada di stage seperti ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perusahaan Investment Partner di Indonesia

Venture Capital yang Bekerjasama dengan Singapore